Selasa, 27 Oktober 2009

Batik Puspa Kencana


 Pada awal usaha ini, adalah dalam bidang perbatikan yang merupakan usaha yang telah ada sejak turun temurun. Dimulai dari kakek buyut yang bernama KH. Tohir. Kemudian diteruskan oleh KH. Akrom, KH. ‘Umar, KH. Badrie dan sekarang dipimpin oleh H. Achmad Sulaiman yang merupakan generasi ke lima.

Pada tahun 1900, telah berdiri kelompok pengusaha dengan nama SAREKAT DAGANG ISLAM ( SDI ), yang sumbangannya sangat besar bagi bangsa ini. SDI didirikan oleh KH. Samanhudi ( tokoh Pergerakan Nasional ). Beliau mendirikan kelompok tersebut untuk menyatukan para pengusaha Batik di lingkungan Laweyan khususnya, dan Surakarta pada umumnya.

Dalam memulai bisnisnya di tahun 70-an, Batik Puspa Kencana lebih mengedepankan kualitas daripada kuantitasnya. Hal tersebut dapat dilihat dari produknya yang diperuntukkan bagi kalangan menengah keatas.


 Banyak macam produk yang telah diproduksi seperti batik tulis, batik cap, batik tolet, batik smok, batik kombinasi dan bahkan batik Malaysia. Sedang untuk batik printing tidak diproduksi karena keterbatasan tempat, dan sebenarnya boleh dikatakan bahwa batik printing itu bukan batik kalau dilihat dari proses pembuatannya karena tidak memakai lilin batik ( malam ) untuk menutup warnanya.
Untuk saat ini, Batik Puspa Kencana lebih berkonsentrasi kepada batik tolet / painting. Dikarenakan pada awal tahun 90-an, Batik Puspa Kencana mulai menjalin hubungan kerjasama dengan pengusaha dari Malaysia, yang mana cara pengerjaan batik di Malaysia adalah dengan menggunakan sistem tolet.

Pengerjaan batik tolet yang memang sangat mudah menyebabkan banyak pengusaha lain yang ikut membuat batik tolet. Banyak sekali produk yang telah dihasilkan Batik Puspa Kencana dengan cara membatik tolet antara lain daster, kemeja, sarung pantai, kaftan, pakaian anak, dsb.